Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Peradangan pada Jantung (Perikarditis, Miokarditis dan Endokarditis)
2.1
Konsep
Dasar Penyakit
Peradangan pada Jantung
A.
Perikarditis
·
Definisi
Perikarditis
adalah inflamasi pericardium visceral dan parietal (akut dan kronis). (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129). Perikarditis ialah peradangan
pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya
cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun
seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab.
Perikarditis dapat terjadi akibat
berbagai jenis trauma jantung, termasuk infark miokard, trauma tumpul atau
thrombus ke dada, infeksi atau neoplasma. Demam rematik dan penyakit sistemik
lainnya juga dapat menyebabkan perikarditis.
·
Etiologi
1. Penyebab
idiopatik atau nonspesifik
2. Infeksi
a. Bakteri,
(mis: streptococcus, stapilokokus, meningokokus, gonokokus)
b. Jamur (mis: riketsia, parasit)
c. Virus (mis: coxsakie, influensa)
3. Kelainan jaringan ikat sistemik
lupus eritematosus, demam rematik, artritis rematik, poliarteritis.
4. Keadaan hipersensitivitas-reaksi
imun, reaksi obat, serum sickness.
5. Penyakit struktur
disekitarnya-infark miokardium , aneurisma dissecting, penyakit pleura dan paru
(pneumonia)
6. Penyakit neoplasia
a. Sekunder akibat metastatis dari
kanker paru , kanker payudara
b. Leukemia
c. Primer (mesotelioma)
7. Terapi radiasi
8. Trauma
atau cedera dada
9.
Gagal ginjal dan uremia
10. Tuberculosis
·
Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada seperti ditusuk terutama
bila bergerak/napas dalam, berkurang bila duduk agak membungkuk.
2. Friction rub: positif.
3. Nyeri dada substernal/parasternal,
emnjalar ke bahu/leher dan lengan kiri.
4. Distensi vena jagularis.
5. Hepatomegali
6. Edema ekstremitas bawah.
7. Sesak napas, denyut jantung
meningkat
8. Bunyi jantung lemah atau normal.
9. Temperature meningkat
10. Ewart’s sign ( perkusi pekak di bawah angulus
scapula kiri bila ada efusi )
11. Rontgen toraks : bayangan jantung
membesar.
12. Iso-Enzym Cardiac : meningkat
13. Pola EKG
Ø ST elevasi pada area yang rusak
(strain) ttanpa diikuti perubahan di area resiprokal.
Ø Kompleks QRS voltase rendah
(amplitudo kecil)
Ø Atrium fibrilasi.
·
Patofisiologi
Adanya proses inflamasi dan sekunder dari fenomena infeksi
pada perikarditis akan memberikan respon. Terjadinya vasodilatasi dengan
peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium.
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
permeabilitas vaskuler, sehingga kandungan protein, termasuk fibrinogen atau
fibrin di dalam cairan akan meningkat. Peningkatan perpindahan leukosit dapat
terjadi pada perikarditis purulenta.
Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang
mungkin. Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya
jaringan parut dan perlengketan disertai kalsifikasi dari lapisan perikardium
viseral maupun parietal yang menimbulkan perikarditis konstriktif yang apabila
cukup berat akan menghambat pengembangan volume jantung pada fase diastolik.
Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium
dimana sekresi melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium.
Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan
obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik jantung bisa
menimbulkan tamponade jantung.
·
Komplikasi
1. Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah
keadaan yang mengancam nyawa, dimana ditemukan penekanan pada jantung, akibat
terjadi pengumpulan cairan (darah, nanah) atau gas diruangan perikardium
(ruangan antara 2 selaput pelapis jantung), yang disebabkan karena trauma atau robeknya
otot jantung, atau karena perembesan cairan (efusi). Hal ini dapat menyebabkan
jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.
2. Perikarditiskonstriktif
3. Aritmi jantung
Contoh-contoh dari atrial
tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial flutter, and atrial
tachycardia (PAT). Aritmia-aritmia ini terjadi karena gangguan listrik di atria
dan/atau di AV node menyebabkan denyut jantung yang cepat.
BV2
4. Nyeri dada berulang-ulang
·
Konsep
Dasar Terapi
Pengobatannya dengan memberikan obat yang dapat mengurangi
peradangan seperti aspirin atau ibuprofen sambil diawasi kemungkinan terjadinya
komplikasi ( terutama tamponade jantung). Bila nyeri hebat dapat diberikan
opium seperti morfin atau golongan corticosteroid, tapi yang paling sering
digunakan adalah prednisone. Jika obat-obatan gagal maka dilakukan dilakukan
pembedahan pengangkatan perikardium.
·
Pemeriksaan diagnostik
1. Dapat
terdengar bising gesekan ( friction rub ) dengan stetoskop akibat kantong yang
inflamasi bergesekan dengan jantung setiap kali jantung berdenyut.
2. Tanda
inflamasi sistemik ( demam, peningkatan laju endap darah, dan peningkatan hitung leukosit ) dapat terjadi.
3. Ekokardiografi
, dapat mengindikasikan akumulasi cairan di kantong pericardium , efusi
pericardial, hipertrofi jantung, disfungsi katup dan dilatasi ruang.
4. Pemeriksaan
EKG menunjukkan iskemia, hipertrofi, blok konduksi dan disritmia.
B.
Miokarditis
·
Definisi
Miokarditis
adalah inflamasi fokal atau menyebar dari miokardium. (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129) Miokarditis adalah peradangan jantung
yang tidak berkaitan dengan penyakit arteri koroner atau infark miokard.
Miokarditis paling sering terjadi akibat infeksi virus pada miokardium, tetapi
dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang sering diduga adalah
infeksi coxsackievirus. (Elizabeth J.
Corwin, 2009: 502)
·
Etiologi
1. Infeksi bakteri: dipteria
tuberculosis, thypoid, tetanus, staphylococcus, pneumococcus, dan gonococcus.
2. Keracunan zat kimia: alcohol
3. Infeksi cacing: trichinosis
4. Hipersensitif reaksi imun: reumatik
fever dan postcardiotomi sindrom
5. Infeksi parasit: trypanosomiasis,
toxoplasmosis
6. Terapi radiasi dosis besar
7. Infeksi virus: coxsackvirus strain A
& B
·
Manifestasi Klinis
1. Dada terasa berat dan sesak napas
2. Demam, denyut jantung meningkat/
takikardi
3. Anoreksia
4. Gallop’s, bunyi jantung lemah
5. Tanda-tanda gagal jantung kanan
·
Patofisiologi
Kerusakan miokardium oleh kuman-kuman infeksius ini dapat
melalui tiga mekanisme dasar, meliputi :
1. Invasi langsung
ke miokard
2. Proses
imunologis terhadap miokard
3. Mengeluarkan
toksin yang merusak miokard
Proses miokarditis viral ada dua tahap, tahap pertama (akut)
berlangsung kira-kira 1 minggu dimana terjadi invasi virus ke miokard,
replikasi virus, dan lisis sel. Setelah itu, terbentuk neutralizing antibody
dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan
neutral killer cell (sel NK)
Tahap kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radan
dan sistem imun akan diaktifkan, antara lain dengan terbentuknya antibodi
terhadapa miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus.
Tahap ini berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti
dengan kerusakan miokardium dari yang minimal sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusak
sel-sel endotel. Terbentuknya antibodi endotel diduga sebagai penyebab spasme
mikrovaskuler. Wlaupun etiologi kelainan mikrovaskuler belum pasti, tetapi
sangat mungkin berasal dari imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.
Jadi, pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro
menyebabkan proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan
larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan
rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa.
Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi
yang berakhir dengan payah jantung.
·
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat miokarditis adalah :
1. Kardiomiopati
2. Payah jantung kongresif
3. Efusi pericardial
4. AV block total
5. Trobi kardiak
6. Gagal jantung
·
Konsep
Dasar Terapi
1.
Pengobatan
infeksi penyebab
2.
Pengendalian
terhadap gagal jantung
3.
Transplantasi
jantung
4.
Mengurangi atau
menurunkan faktor resiko yang dapat diubah
5.
Oksigen untuk meningkatkan oksigenasi darah sehingga beban jantung berkurang dan perfusi
sistemik meningkat.
6.
Obat-obatan
untuk menghilangkan nyeri seperti Morfin dan Meperidin.
7.
Diuretik untuk
meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan tujuan mencegah dan mempertahankan
fungsi ginjal. Mencegah kelebihan volume dan gagal jantung kongestif.
·
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Pemeriksaan laboratorium antara lain
peningkatan laju endap darah dan leukositosis
2.
Peningkatan kadar antibody antivirus,
umumnya terhadap coxsackievirus
3.
Ekokardiografi dan kateterisasi
arteri koroner memperlihatkan arteri dan katup normal
4.
Biopsi endomiokardium dilakukan untuk
memperlihatkan inflamasi setelah inflamasi berlangsung.
5.
Sinar-X untuk mengetahui pembesaran
jantung.
C.
Endokarditis
·
Definisi
Endokarditis
adalah inflamasi lapisan endothelial jantung. (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129). Endokarditis merupakan peradangan
pada katub dan permukaan jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis
rematik dan endokarditis infeksi. Terjadinya endokarditis rematik disebabkan
langsung oleh demam rematik yang merupakan penyakit sistemik karena infeksi
streptokokus. Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) adalah infeksi yang
disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain, sehingga
menyebabkan deformitas bilah katup.
·
Etiologi
1. Streptococcus β hemolitik group A
2. Staphylococcus aureus
3. Streptococcus viridian
4. Streptococcus fecalis
5. Candida
6. Aspergillus
7. Basil E. coli.
·
Manifestasi Klinis
1.
Hiperpireksia
dan mengigil.
2.
Clubbing
fingers.
3.
Ptechiae pada mukosa tenggorok, Roth’s
Spot pada retina mata
dan kulit dada.
4.
Anemis/pucat.
5.
Splinter Hemorrhagic (emboli di bawah
kuku dengan bentuk linier)
6.
Murmur/bising jantung (karena kerusakan
katup jantung)
7.
Osler’s Nodes (nodul kemerahan, merah
muda, atau kebiruan) di bagian dalam jari, otot tenar, dan hipotenar yang
terasa nyeri.
8.
Tanda dan gejala
gagal jantung kanan (hepatomegali, edema, dan distensi vena jugularis).
·
Patofisiologi
Patofisiologis terjadinya
endokarditis rematik disebabkan langsung oleh demam rematik, suatu penyakit
sistemik yang disebabkan oleh infeksi streptokokus grup A. Demam rematik
mempengaruhi semua persendian, menyebabkan poliartritis. Jantung juga merupakan
organ sasaran dan merupakan bagian yang kerusakannya paling serius.
Kerusakan jantung dan lesi bukan
akibat infeksi, artinya jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau secara
langsung dirusak oleh organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena
sensitivitas atau reaksi, yang terjadi sebagai respons terhadap Streptokokus
hemolitikkus. Leukosit darah akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan
membentuk nodul, yang kemudian akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium
tentu saja terlibat dalam proses inflamasi ini; artinya, berkambanglah
miokarditis rematik, yang sementara melemahkan tenaga kontraksi jantung.
Demikian pula perikardium juga terlibat; artinya, juga terjadi perikarditis
rematik selama perjalanan akut penyakit. Komplikasi miokardial dan pericardial
tersebut biasanya tanpa meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya
endokarditis rematik mengakibatkan efek samping kecacatan permanen.
Endokarditis rematik secara
anatomis dimanifestasikan dengan adanya tumbuhan kecil transparan, yang
menyerupai manik dengan ukuran sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam
deretan sepanajang tepi bilah katup. Manik-manik kecil tadi tidak tampak berbahaya
dan dapat menghilang tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering mereka
menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
secara bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkannya menjadi memendek
dan menebal dibanding yang normal, sehingga tak dapat menutup dengan sempurna.
Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurgitasi katup. Tempat yang
paling sering mengalami regurgitasi katup adalah katup mitral.
Sedangkan endokarditis infeksi
(endokarditis bacterial) adalah infeksi katup dan permukaan endotel jantung
yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain dan
menyebabkan deformitas bilah katup. Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri
(streptokoki, enterokoki, pneumokoki, stapilokoki) fungi, riketsia, dan streptokokus
viridans.
Endokarditis infeksi terjadi pada
pasien yang mempunyai riwayat penyakit katup jantung. Pasien yang beresiko
tinggi adalah pasien dengan penyakit jantung rematik atau prolaps mitral dan
pernah menjalani pembedahan katup prostetik.
Endokarditis infeksi biasanya
terjadi pada manula, mungkin akibat menurunnya respons imunologis terhadapt
infeksi, perubahan metabolisme akibat penuaan, dan meningkatnya prosedur
diagnostik invasif. Khususnya pada penyakit genitouriner. Terdapat insidensi
tinggi endokarditis stapilokokus diantara pemakai obat intravena, penyakit yang
terjadi paling sering pada orang-orang yang secara umum sehat.
Endokarditis yang didapat di rumah sakit terjadi paling sering pada pasien
dengan penyakit yang melemahkan, yang memakai kateter indweller, dan yang
menggunakan terapi intravena atau antibiotika jangka panjang. Pasien yang
diberi pengobatan imnunosupresif atau steroid dapat mengalami endokarditis
fungi.
·
Komplikasi
1.
Gagal jantung
2.
Aneurisme
nekrotik (pada endokarditis infektif)
·
Konsep Dasar Terapi
Pengobatan di rumah sakit dengan memberikan injeksi
intravena antibiotik dosis tinggi seperti golongan obat penicilin,
aminoglikosida, tetrasiklin, beta laktam dan kuinolon.
·
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Ekokardiogram digunakan untuk
mendeteksi vegetasi pada katup atau katup jantung yang rusak oleh
mikroorganisme dan menentukan katup mana yang bermasalah
2.
Pemeriksaan dada menggunakan sinar-X
untuk melihat lapisan dalam jantung yang abnormal dan infiltrasi pulmonary.
3.
Kultur darah untuk mengkaji etiologi,
infeksi, dan sensitivitas antibiotik
4.
Hitung sel darah lengkap dan
diferensial : menilai proses iinfeksi kronis dan akut , anemia karena kerusakan
eritrosit, splenomegali.
5.
Monitor EKG mengevaluasi frekuensi
jantung.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A.
Pengkajian
·
Aktivitas/Istirahat
Gejala:
Kelelahan, kelemahan
Tanda:
Takikardia
Penurunan
TD
Dispnea
dengan aktivitas
·
Sirkulasi
Gejala:
Riwayat demam reumatik, penyakit jantung congenital, IM, bedah jantung
(CABG/penggantian katup/bypass kardiopulmonal lama)
Palpitasi
Jatuh pingsan
Tanda: Takikardia, disritmia
Perpindahan TIM (Titik Impuls Maksimal)
kiri dan inferior (pembesaran jantung)
Friction rub pericardia; (biasanya
intermiten, terdengar di batas sternal kiri)
Murmur aortic,
mitral, stenosis/insufisiensi tricuspid; perubahan dalam murmur yang
mendahului; disfungsi otot papilar
Irama gallop
(S3/S4). Bunyi jantung normal pada awal perikarditis akut
Edema, DVJ (GJK)
Petekie
(konjungtiva, membrane mukosa)
Hemoragi
splinter (punggung kuku)
Nodus Osler
(jari/ibu jari)
Lesi Janeway
(telapak tangan/telapak kaki)
·
Eliminasi
Gejala: Riwayat
penyakit ginjal/gagal ginjal
Penurunan
frekuensi/jumlah urine
Tanda: Urine pekat gelap
·
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi,
batuk, gerakan menelan, berbaring; hilang dengan duduk, bersandar ke depan
(perikarditis). Tidak hilang dengan nitrogliserin
Nyeri
dada/punggung/sendi (endokarditis)
Tanda:
Perilaku distraksi, mis. Gelisah
·
Pernafasan
Gejala:
Nafas pendek; nafas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis)
Tanda:
Dispnea, dispnea nocturnal
Batuk,
Takipnea, krekels dan ronchi
Pernafasan
dangkal
·
Keamanan
Gejala:
Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis, trauma dada; pentyakit
keganasan/iradiasi torakal; dalam penangan gigi; pemeriksaaan endoskopik
terhadap system GI/GU
Penurunan
system imun, mis. program terapi imunosupresi
SLE
atau penyakit kolagen lain
Tanda:
Demam
·
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala:
Terapi IV jangka panjang atau pengunaan kateter indwelling atau penyalahgunaan
obat parenteral
Pertimbangan
rencana pemulangan: DRG menunjukkan rerata lama perawatan: 4,3 hari
(perikarditis); 5,5 hari (miokarditis); 17 hari (endokarditis)
Bantuan
dalam penyiapan makanan, berbelanja, transportasi, kebutuhan perawatan diri,
tugas dan pemeliharaan rumah tangga
B.
Pemeriksaan Penunjang
1.
EKG: Dapat menunjukkan iskemia,
hipertrofi, blok konduksi, disritmia. (Peninggian ST dapat terjadi pada
kebanyakan lead) depresi PR, gelombang T datar atau cekung, pencitraan voltase
rendah umum terjadi
2.
Ekokardiogram: Dpat menunjukkan efusi
pericardial, hipertrofi jantung, disfungsi katup, dilatasi ruang
3.
Enzim jantung: CPK mungkin tingga,
tetapi isoenzim MB tak ada
4.
Angiografi: Dapat menunjukkan stenosis
katup dan regurgitasi dan/atau penurunan gerak dinding
5.
Sinar x dada: Dapat menunjukkan
pembesaran jantung, infiltrasi pulmonal
6.
IDL: Dapat menunjukkan proses infeksi
akut/kronis, anemia
7.
Kultur darah: Dilakukan untuk
mengisolasi bakteri, virus dan jamur penyebab
8.
LED: umumnya meningkat
9.
Titer ASO: peninggian pada demam
reumatik (kemungkinan pencetus)
10.
Titer ANA: Positif pada penyakit
autoimun, mis. SLE (kemungkinan pencetus)
11.
Perikardiosentesis: Cairan pericardial
dapat diperiksa untuk etiologi infeksi, seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi
virus atau jamur, SLE, penyakit rheumatoid, keganasan
C.
Diagnosa
dan Intervensi Keperawatan
1. Nyeri, [akut]
Dapat dihubungkan dengan: Inflamasi
miokardium atau pericardium
Efek-efek
sistemik dari infeksi
Iskemia
Jaringan
Kemungkinan dibuktikan oleh: Nyeri
dada, penyebaran ke leher/punggung
Nyeri sendi
Nyeri meningkat dengan inspirasi dalam, gerakan/aktivitas, posisi
Demam, mengigil
Hasil yang diharapkan: Mengidentifikasi
metode tentang penghilangan nyeri
Melaporkan
nyeri hilang/terkontrol
Mendemonstrasikan
penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalih sesuai indikasi untuk
situasi individual
Tindakan/Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
Selidiki keluhan
nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan
petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, mis., berbaring dengan diam/gelisah,
tegangan otot, menangis.
Berikan
lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan, mis: perubahan posisi,
gosokan punggung, penggunaan kompres panas/dingin, dukungan emosional.
Berikan aktivitas
hiburan yang tepat.
Kolaboratif
Berikan
obat-obatan sesuai indikasi:
Agen nonsteroid mis,.
indometasin (Indocin); ASA (Aspirin);
Antipiretik mis.,
ASA/asetaminofen (Tylenol);
Steroid
Berikan
oksigen suplemen sesuai indikasi
|
Nyeri
perikarditis secara khas terletak substernal dan dapat menyebar ke leher dan
punggung, namun ini berbeda dari iskemia miokard/nyeri infark. Nyeri dada
dapat atau mungkin tidak menyertai endokarditis dan miokarditis, tergantung
pada adanya iskemia.
Tindakan ini
dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
Mengarahkan
kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
Dapat
menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi
Untuk
menurunkan demam dan meningkatkan kenyamanan
Dapat
diberikan untuk gejala yang lebih berat
Memaksimalkan
ketersediaan oksigen untuk ambilan untuk menurunkan beban kerja jantung dan
menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan iskemia
|
2. Intoleran aktivitas
Dapat dihubungkan dengan: Inflamasi
dan degenerasi sel-sel otot miokard
Pembatasan pengisian jantung/kontraksi ventrikel, penurunan curah
jantung
Toksin dari organisme penginfeksi
Kemungkinan dibuktikan oleh: Keluhan
kelemahan/keletihan/dispnea dengan aktivitas
Perubahan dalam tanda vital karena aktivitas
Tanda-tanda GJK
Hasil yang diharapkan: Melaporkan/menunjukkan
peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas
Mendemonstrasikan penurunan tanda fisiologis intoleransi
Mengungkapkan pemahaman tantang pembatasan terapeutik yang
diperlukan
Tindakan/Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
Kaji respons
pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dalam keluhan
kelemahan, keletihan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
Pantau
frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum/setelah
aktivitas dan selama diperlukan
Pertahankan tirah
baring selama periode demam dan sesuai indikasi.
Rencanakan
perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan.
Bantu
pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun
dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada
peningkatan aktivitas
Evaluasi
respon emosional terhadap situasi/berikan dukungan
Kolaborasi
Berikan
oksigen suplemen
|
Miokarditis
menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-sel miokardial
akibat GJK. Penurunan pengisian dan curah jantung menyebabkan pengumpulan
cairan dalam kantung perikardial bila ada perikarditis. Endokarditis dapat
terjadi dengan disfungsi katup, secara negatif mempengaruhi curah jantung.
Membantu
menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD,
takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi
jantung terhadap aktivitas.
Meningkatkan
resolusi inflamasi selama fase akut dari perikarditis/ endokarditis. Catatan: Demam meningkatkan kebutuhan
dan konsumsi oksigen, karenanya meningkatkan beban kerja jantung dan
menurunkan toleransi aktivitas.
Memberikan
keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung;
meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.
Saat
inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas
yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/ terjadi komplikasi.
Ansietas
akan ada karena inflamasi/infeksi dan respon jantung (fisiologis), serta
derajat taku pasien serta kebutuha keterampilan koping emosional diakibatkan
oleh potensial penyakit yang mengancam hidup (psikologis). Dorongan dan
dukungan akan diperlukan untuk mengatasi frustasi terhadap tinggal di rumah
sakit yang lama/periode pemulihan.
Peningkatan
ketersediaan oksigen intuk ambilan miokard untuk mengimbangi peningkatan
konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.
|
3. Resiko tinggi
terhadap penurunan curah jantung
Faktor resiko dapat meliputi: Akumulasi
cairan dalam kantung pericardia (perikarditis)
Stenosis/insufisiensi katup
Penurunan/kontriksi fungsi ventrikel
Degenerasi otot jantung (miokarditis)
Kemungkinan dibuktikan oleh: [Tidak
dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnose actual]
Hasil yang diharapkan: Melaporkan/menunjukkan
penurunan episode dispnea, angina dan disritmia
Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung
Tindakan/Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
Pantau
frekuensi/irama jantung.
Auskultasi
bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan
S4
Dorong tirah
baring dalam posisi semi-Fowler.
Berikan
tindakan kenyamanan, mis., gosokan punggung dan perubahan posisi, dan
aktivitas hiburan dalam toleransi jantung
Dorong penggunaan
teknik manajemen stress, mis: bimbingan imajinasi, latihan pernapasan.
Selidiki
nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, peningkatan CVP, perubahan
tonus jantung, perubahan tingkat kesadaran.
Evaluasi keluhan
lelah, dispnea, palpitasi, nyeri dada kontinu. Perhatikan adanya bunyi napas
adventisius, demam.
Kolaborasi
Berikan oksigen
suplemen
Berikan
obat-obatan sesuai indikasi, mis., digitalis, diuretic;
Antibiotik/antimicrobial
intavena
Bantu
dalam perikardiosentesis darurat
Siapkan
pasien untuk pembedahan, bila diindikasikan.
|
Takikardia dan
disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk meningkatkan curahnya
berespon pada demam, hipoksia, dan asidosis karena iskemia.
Memberikan
deteksi dini dari terjadinya komplikasi, mis., GJK, tamponade jantung.
Menurunkan beban
kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.
Meningkatkan
relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian
Perilaku yang
bermanfaat untuk mengontrol ansietas, meningkatkan relaksasi, menurunkan
beban kerja jantung.
Manifestasi
klinis dari tamponade jantung yang dapat terjadi pada perikarditis bila
akumulasi cairan/eksudat dalam kantung pericardia membatasi pengisian dan
curah jantung.
Manifestasi
klinis dari GJK yang dapat menyertai endokarditis (infeksi/disfungsi
katup)/miokarditis (disfungsi otot mioard akut).
Meningkatkan
ketersediaan oksigen untuk fungsi miokard dan menurunkan efek metabolism
anaerob, yang terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis
Dapat
diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan beban
kerja jantung pada adanya GJK (miokarditis).
Diberikan
untuk mengatasi pathogen yang teridentifikasi (endokarditis, perikarditis,
miokarditis), yang mencegah keterlibata/kerusakan jantung lebih lanjut.
Prosedur
dapat dilakukan di tempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan di sekitar
jantung, yang dapat dengan cepat memperbaiki curah jantung (perikarditis).
Penggantian
katup mungkin perlu untuk memperbaiki curah jantung (endokarditis).
Perikardektomi mungkin diperlukan karena akumulasi cairan pericardial
berulang atau jaringan parut dan kontriksi fungsi jantung (perikarditis)
|
4. Resiko tinggi
terhadap perubahan perfusi jaringan
Faktor resiko dapat meliputi: Embolisasi
thrombus/vegetasi katup sekunder terhadap endokarditis
Kemungkinan dibuktikan oleh: [Tidak
dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnose actual]
Hasil yang diharapkan: Mempertahankan/mendemonstrasikan
perfusi jaringan adekuat secara individual, mis., mental normal, tanda vital
stabil, kulit hangat dan kering, nadi perifer ada/kuat, masukan/haluaran
seimbang
Tindakan/Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
Evaluasi
status mental. Perhatikan terjadinya hemioparalisis, afasia, kejang, muntah,
peningkatan TD
Selidiki
nyari dada, dispnea tiba-tiba yuang disertai dengan takipnea, nyeri
pleuritik, sianosis pucat
Observasi
ekstremitas terhadap pembengkakan, eritema. Perhatikan nyeri tekan/nyeri,
tanda Homan positif.
Observasi
hematuria, disertai dengan nyeri punggung/pinggang, oliguria.
Perhatikan
keluhan nyeri pada abdomen kiri atas ynag menyebar ke bahu kiri, nyeri tekan
local, kekakuan abdominal.
Tingkatkan
tirah baring dengan tepat.
Dorong
latihan aktif/bantu dengan rentang gerak sesuai toleransi.
Kolaborasi
Berikan/lepaskan
stoking antiembolisme sesuai indikasi
Berikan
antikoagulan, contoh heparin, warfarin (Coumadin)
|
Indikator
yang menunjukkan embolisasi sistemik pada otak
Emboli
ateri, mempengaruhi jantung dan/atau organ vital lain, dapat terjadi sebagai
akibat dari penyakit katup, dan/atau disritmia kronis. Kongesti/stasis vena
dapat menimbulkan pembentukan thrombus di vena dalam dan embolisasi paru
Ketidakaktifan/tirah
baring lama mencetuskan stasis vena, meningkatkan resiko pembentukan
thrombosis vena
Menandakan
emboli ginjal.
Dapat
menandakan emboli splenik
Dapat
mebantu mencegah pembentukan atau migrasi emboli pada pasien endokarditis.
Tirah baring lama (sering diperlukan untuk pasien endokarditis dan
miokarditis), namun, membawa resikonya sendiri tentang terjadinya fenomena
tromboembolik.
Meningkatkan
sirkulasi perifer dan aliran balik vena, karenanya menurunkan rsiko
pembentukan thrombus.
Penggunaannya
controversial, tetapi dapat meningkatkan sirkulasi vena dan menurunkan resiko
pembentukan thrombus vena superficial/dalam.
Heparin
dapat digunakan secara profilaksis bila pasienmemerlukan tirah baring lama,
mengalami nsepsis atau GJK,dan/atau sebelum/sesudah bedah penggantian katup, Catatan: Heparin kontraindikasi pada
perikarditis dan tamponade jantung. Coumadin adalah obat pilihan untuk terapi
setelah penggantian katup jangka panjang, atau adanya thrombus perifer.
|
5. Kurang pengetahuan
[kebutuhan belajar], tentang kondisi/pengobatan
Dapat dihubungkan dengan: Kurang
informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau
komplikasi
Kemungkinan dibuktikan oleh: Permintaan
informasi
Kegagalan mebaik
Terulangnya/komplikasi yang dapat dicegah
Hasil yang diharapkan: Menyatakan
pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan pengobatan dan kemungkinan
komplikasi
Mengidentifikasi/melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan
perilaku untuk mencegah terulangnya/terjadinya komplikasi
Tindakan/Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
Jelaskan efek inflamasi
pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarkan untuk memperhatikan
gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan
dengan segera pada pemberi perawatan, contoh demam, peningkatan/nyeri dada
tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap
aktivitas.
Anjurkan
pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan
diet/pertimbangan khusus; aktivitas yang diizinkan/dibatasi.
Kaji ulang
perlunya antibiotik jangka panjang/terapi antimikrobial.
Diskusikan
penggunaan antibiotic profilaksis
Identifikasi
mpencegahan endokarditis seperti:
Pembersihan
mulut dan perawatan gigi yang baik
Hindari
orang yang mengalami proses infeksi (khususnya pernafasan)
Pilih
metode KB yang tepat
Hindari
penggunaan obat narkotik IV
Tingkatkan
praktik kesehatan seperti utrisi yang baik, keseimbangan antara
aktivitas/istirahat, pantau status kesehatan sendiridan melaporkan tanda
infeksi.
Berikan
imunisasi, contoh vaksin influenza sesuai indikasi
Identifikasi
dukungan individu/sumber yang tersedia pasca-pulang untuk memenuhi
perawatan/kebutuhan pemeliharaan di rumah
Tekankan
pentingnya evaluasi perawatan teratur. Anjurkan pasien membuat perjanjian.
Identifikasi
factor resiko pencetus yang dapat dikontrol pasien, contoh penggunaan obat IV
(endokarditis) dan penanganan masalah
|
Untuk bertanggung
jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus,
pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi,
sesuai dengan tanda/gejala yang menunjukkan kekambuhan/komplikasi.
Informasi perlu
untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program
terapeutik, mencegah komplikasi.
Perawatan di
rumah sakit lama/pemberian antibiotik IV/ antimikrobial perlu sampai kultur
darah negatif/hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi.
Pasien
dengan riwayat demam reumatik beresiko tinggi untuk kambuh dan biasanya
memerlukan profilaksis antibiotic jangka panjang. Pasien dengan masalah katup
yang tidak mengalami rawayat demam reumatik memerluykan perlindungan
antibiotic jangka pendek untuk prosedur yang menyebabkan pemindahan bakteri.
Seperti prosedur meliputi prosedur gigi, tonsilektomi dan/atau adenoidektomi;
prosedur bedah/biopsy mukosa pernafasan; bronkoskopi; insisi/drainase
jaringan terinfeksi; dan prosedur GI/GU,
Bakteri
umumnya ditemukan di mulut dapat masuk dengan mudah ke sirkulasi sistemik
melalui gusi.
Terjadinya
infeksi, khususnya pernafasan streptokokal/pneumokokal atau influenza.
Meningkatkan resiko keterlibatan jantung.
Penggunaan
IUD telah dihubungkan dengan peningkatan resiko proses inflamasi/infeksi
pelvis.
Menurunkan
resiko masuknya pathogen langsung ke system sirkulasi
Kekuatan
system imun dan tahanan terhadap infeksi
Menurunkan
resiko mengalami infeksi berat yang dapat menimbulkan infeksi jantung
Ketidaktoleransian
terhadap aktivitas dapat mengganggukemampuan pasien melakukan tugas yang
dibutuhkan.
Pemahaman
alasan untuk pengawasan medis dan rencana untuk/penerimaan tanggung jawab
untuk evaluasi menurunkan risiko kambuh/komplikasi
Pasien
mungkin termotivasi dengan adanya masalah jantung untuk mencari dukungan
untuk menghentikan penyalahgunaan obat/perilaku merusak
|
Sumber:
Corwin, Elizabeth J.. 2009. Buku Saku Patofisiologi (Ed.3). Jakarta: EGC Kedokteran
Doenges, Marilynn
E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.
Jakarta: EGC
http://arlies-zenitha.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-klien-dengan-infeksi.html diakses tanggal 13 September 2013
http://blogsemuada.blogspot.com/2013/05/askep-infeksi-jantung.html diakses tanggal 13 September 2013
Comments
Post a Comment