Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum


A.    Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum
1.      Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita hamil yang menyebabkan terjadinya penurunan BB (lebih dari 5% BB awal), dehidrasi dan tidak normalnya kadar elektrolit (Old, 2000; Nick helm, 2004; Edelman, 2004; Paawi, at all: 2005).
Dari pengertian para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum yaitu suatu keadaan dimana terjadinya mual muntah yang hebat pada wanita hamil sehingga mengganggu aktivitasnya.
2.      Etiologi
Etiologi Hiperemesis Gravidarum belum diketahui dengan pasti, dahulu penyakit ini dikelompokkan ke dalam penyakit Toksemia Gravidarum karena diduga adanya semacam “racun” yang berasal dari janin atau kehamilan. Namun diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini :
1)      Faktor fisiologi seperti endokrin, metabolik, alergi, infeksi.
2)      Faktor lingkungan seperti bau-bauan, pestisida, bising, dan wilayah padat.
3)      Faktor psikologis dan sosiokultural.
3.      Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urin yang selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. (Mitayani, 2011)
4.      Manifestasi Klinis
Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan :
1)      Tingkat I
Muntah terus-menerus yang memengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100 kali/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering dan mata cekung.
2)      Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecildan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi dan napas bau aseton.
3)      Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin menurun. (Mitayani, 2011)
5.      Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan tahapan sebagai berikut
1)      Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. Kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
2)      Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
3)      Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi sedikit.
4)      Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
5)      Pada keadaan lebih berat, berikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin hidroklorida, atau klorpromazin.
6)      Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis. (Mitayani, 2011)

B.     Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
Pemberian asuhan keperawanan pada klien Hiperemesis Gravidarum dilakukan dengan menetapkan rencana perawatan medis, pemberian terapi intravena, pemberian agen farmakologi dan suplemen nutrisi, serta pemantauan respon klien terhadap intervensi. Perawat melakukan observasi pada klien untuk mendeteksi adanya tanda-tanda komplikasi seperti asidosis metabolik, ikterik.
Biasanya klien dengan Hiperemesis Gravidarum berrepon terhadap terapi dan prognsisnya baik. Klien bisa dipulangkan bila keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai, berat badan mulai meningkat.
Perawat bertugas membantu penanganan kondisi psikososial klien karena kondisinya lemah baik secara fisik maupun emosional. Upaya meningkatkan istirahat yang adekuat penting untuk klien dengan Hiperemesis, maka perawat mengoordinasikan tindakan terapi dan periode kunjungan sehingga klien memilliki kesemapatan untuk beristirahat. Asuhan keperawatan pada klien dengan Hiperemesis Gravidarum dapat dijadikan melalui 5 tahapan proses keperawatan meliputi : Pengkajian, Diagnosis, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
1.      Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data, mengelompokkan dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat merencanakan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut
a.       Data riwayat kesehatan
1)      Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada Hiperemesis Gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus-menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung dan ikterus.
2)      Riwayat kesehatan dahulu
-          Kemungkinan ibu pernah mengalami Hiperemesis Gravidarum sebelumnya.
-          Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
3)      Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga
b.      Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan Hiperemesis Gravidarum adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma gravidarum, mukosa membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
c.       Riwayat menstruasi
1)      Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.
2)      Siklus 28-30 hari.
3)      Lamanya 5-7 hari.
4)      Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
5)      Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala dan muntah.
d.      Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda.
e.       Riwayat kehamilan dan persalinan
1)      Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
2)      Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah dan tingkat kesadaran.
f.       Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
g.      Data sosial ekonomi
Hiperemesis Gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
h.      Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urin. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematrokrit yang meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urin yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urin. (Mitayani, 2011)
2.      Diagnosis Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemugkinan diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan.
a.       Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
b.      Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus menerus.
c.       Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang.
d.      Risiko intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan kurangnya intake nutrisi.
e.       Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanana ke fetal (janin). (Mitayani, 2011)
3.      Intervensi Keperawatan
a.       Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan : Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.
Mandiri :
1)      Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang membuat metabolisme tidak meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan muntah.
2)      Pantau tanda-tanda vital dan dehidrasi
Rasional : Dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat diketahui sejauh mana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. Tekanan darah turun, suhu meningkat dan nadi meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipokalemia.
3)      Pantau tetes cairan infus
Rasional : Jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan di dalam sistem sirkulasi.
4)      Catat intake dan output.
Rasional : Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan cairan di dalam tubuh.
5)      Setelah 24 jam anjurkan untuk minum tiap jam.
Rasional : Minum yang sering dapat menambah pemasukan cairan melalui oral.
Kolaborasi :
1)      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus
Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga bisa mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.
b.      Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah yang terus-menerus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Mandiri :
1)      Kaji kebutuhan nutrisi ibu
Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
2)      Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
3)      Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Makanan dalam proses kecil dapat memenuhi pemenuhan lambung dan mengurangi kerja peristaltik usus serta memudahkan proses penyerapan.
4)      Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi
Rasional : Makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual dan makanan yang bervariasi untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga diharapkan kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi.
5)      Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak
Rasional : Makanan yang tidak berlemak dan berminyak mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.
6)      Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang pencernaan (roti kering dan biskuit)
Rasional : Makanan kering tidak merangsang pencernaan dan mengurangi perasaan mual.
7)      Berikan ibu motivasi agar mau memberikan makanan
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya.
8)      Timbang berat badan ibu
Rasional : Dengan menimbang berat badan bisa diketahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.
c.       Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah berulang.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi.
Mandiri :
1)      Kaji tingkat nyeri
Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan menentukan tindakan selanjutnya.
2)      Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
Rasional : Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah yang berulang.
3)      Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum makan
Rasional : Kebersihan mulut yang baik dan terpelihara bisa menimbulkan rasa nyaman juga diharapkan dapat mengurangi mual dan muntah.
4)      Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan.
Rasional : Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat muntah ynag berulang.
5)      Anjurkan ibu untuk istirahat dan batasi pengunjung.
Rasional : Dengan istirahat yang cukup dan membatasi pengunjung, dapat menambah ketenangan pada ibu.
Kolaborasi :
1)      Kolaborasi dalam pemberian antiemetik dan sedatif dengan dokter.
Rasional : Obat antiemetik mengurangi muntah sedatif membuat ibu tenang, sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu.
d.      Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan : Pola pertahan diri efektif .
Mandiri :
1)      Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilannya
Rasional : Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui reaksi ibu terhadap kehamilannya.
2)      Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam menghadapi masalahnya.
3)      Diskusikan dengan ibu tentang masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah yang bisa dilakukan
Rasional : Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu dalam menghadapi masalahnya.
4)      Bantu ibu untuk memecahkan masalahnya, terutama yang berhubungan dengan kehamilannya
Rasional : Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka perawat dapat menemukan pola koping ibu yang efektif.
5)      Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yang konstruktif
Rasional : Dukungan dapat menambah rasa percaya diri ibu dalam menemukan pemecahan masalah.
6)      Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu.
Rasional : Keluarga bisa diajak kerjasama dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap kehamilannya.
Kolaborasi :
1)      Kolaborasi dengan ahli psikiatri jika diperlukan
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih berat sebagai penyebab masalah.
e.       Risiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah makanan ke janin.
Tujuan : Perkembangan janin tidak terganggu.
Mandiri :
1)      Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan ibu mengetahui akan kebutuhan nutrisinya.
2)      Periksa fundus teri
Rasional : Tinggi fundus uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi janin.
3)      Pantau denyut jantung janin
Rasional : Denyut jantung yg masih dalam keadaan normal dan aktif menandakan janin masih dalam keadaan baik. (Mitayani, 2011)
4.      Implementasi Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keperawatan harus mendetail agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan/atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai di bawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat.
5.      Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan ibu dapat teratasi. Di samping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan belum mencapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.


Sumber:
Bandung, B. O. (1982). OBSTETRI PATOLOGI. Bandung: Elstar Offset.
Mitayani. (2011). ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Jakarta: Salemba Medika.
http://Hiperemesis-Gravidarum.html . di akses pada tanggal 4 Maret 2014 jam 17.13 WITA

Comments