Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum
A.
Konsep
Dasar Hiperemesis Gravidarum
1.
Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya
menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum |
Dari pengertian para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa
Hiperemesis Gravidarum yaitu suatu keadaan dimana terjadinya mual muntah yang
hebat pada wanita hamil sehingga mengganggu aktivitasnya.
2.
Etiologi
Etiologi Hiperemesis Gravidarum belum diketahui dengan
pasti, dahulu penyakit ini dikelompokkan ke dalam penyakit Toksemia Gravidarum
karena diduga adanya semacam “racun” yang berasal dari janin atau kehamilan.
Namun diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini :
1) Faktor fisiologi seperti endokrin,
metabolik, alergi, infeksi.
2) Faktor lingkungan seperti bau-bauan,
pestisida, bising, dan wilayah padat.
3) Faktor psikologis dan sosiokultural.
3.
Patofisiologi
Secara
fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi
terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta
penurunan klorida urin yang selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang
mengurangi perfusi jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian
cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna,
sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang
berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput
lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss), sehingga
terjadi perdarahan gastrointestinal. (Mitayani, 2011)
4.
Manifestasi
Klinis
Berdasarkan
berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan :
1) Tingkat
I
Muntah terus-menerus yang
memengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat
badan turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100
kali/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering
dan mata cekung.
2) Tingkat
II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah
kotor, nadi kecildan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit
ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria,
konstipasi dan napas bau aseton.
3) Tingkat
III
Kesadaran ibu menurun dari somnolen
hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta
tekanan darah semakin menurun. (Mitayani, 2011)
5.
Penatalaksanaan
Bila pencegahan
tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan tahapan sebagai berikut
1) Ibu
diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang
baik. Kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan
fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
2) Diuresis
selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
3) Bila
selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi
sedikit.
4) Sedatif
yang diberikan adalah fenobarbital.
5) Pada
keadaan lebih berat, berikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin
hidroklorida, atau klorpromazin.
6) Berikan
terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa disembuhkan serta
menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang melatarbelakangi
hiperemesis. (Mitayani, 2011)
B.
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum
Pemberian asuhan
keperawanan pada klien Hiperemesis Gravidarum dilakukan dengan menetapkan
rencana perawatan medis, pemberian terapi intravena, pemberian agen farmakologi
dan suplemen nutrisi, serta pemantauan respon klien terhadap intervensi.
Perawat melakukan observasi pada klien untuk mendeteksi adanya tanda-tanda
komplikasi seperti asidosis metabolik, ikterik.
Biasanya klien dengan Hiperemesis Gravidarum
berrepon terhadap terapi dan prognsisnya baik. Klien bisa dipulangkan bila
keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai, berat badan mulai meningkat.
Perawat
bertugas membantu penanganan kondisi psikososial klien karena kondisinya lemah
baik secara fisik maupun emosional. Upaya meningkatkan istirahat yang adekuat
penting untuk klien dengan Hiperemesis, maka perawat mengoordinasikan tindakan
terapi dan periode kunjungan sehingga klien memilliki kesemapatan untuk
beristirahat. Asuhan keperawatan pada klien
dengan Hiperemesis Gravidarum dapat dijadikan melalui 5 tahapan proses
keperawatan meliputi : Pengkajian, Diagnosis, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
1.
Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis
untuk mengumpulkan data, mengelompokkan dan menganalisis, sehingga didapatkan
masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk
memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang
memungkinkan perawat merencanakan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis
Gravidarum adalah mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah
sebagai berikut
a. Data
riwayat kesehatan
1) Riwayat
kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan
sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala
pada Hiperemesis Gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus-menerus, merasa
lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan
demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit
yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata
cekung dan ikterus.
2) Riwayat
kesehatan dahulu
-
Kemungkinan ibu pernah mengalami
Hiperemesis Gravidarum sebelumnya.
-
Kemungkinan ibu pernah mengalami
penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual
muntah.
3) Riwayat
kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada
keluarga
b. Data
fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan
Hiperemesis Gravidarum adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada
areola mamae, terdapat kloasma gravidarum, mukosa membran dan bibir kering,
turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan
lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
c. Riwayat
menstruasi
1) Kemungkinan
menarche usia 12-14 tahun.
2) Siklus
28-30 hari.
3) Lamanya
5-7 hari.
4) Banyaknya
2-3 kali ganti duk/hari.
5) Kemungkinan
ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala dan muntah.
d. Riwayat
perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda.
e. Riwayat
kehamilan dan persalinan
1) Hamil
muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
2) Hamil
tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan
darah dan tingkat kesadaran.
f. Data
psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat
diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan.
Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan
persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan
muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada
pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
g. Data
sosial ekonomi
Hiperemesis Gravidarum bisa terjadi pada semua
golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke
bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
h. Data
penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium,
yaitu pemeriksaan darah dan urin. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan
hematrokrit yang meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan
dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urin yang sedikit dan konsentrasi yang
tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urin. (Mitayani,
2011)
2.
Diagnosis
Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa
kemugkinan diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan.
a. Kekurangan
cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat.
b. Perubahan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah
terus menerus.
c. Nyeri pada
epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang.
d. Risiko
intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan kurangnya
intake nutrisi.
e. Risiko
perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah
dan makanana ke fetal (janin). (Mitayani, 2011)
3.
Intervensi
Keperawatan
a. Kekurangan cairan dan elektrolit
yang berhubungan dengan muntah berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan : Kebutuhan
cairan dan elektrolit terpenuhi.
Mandiri :
1) Istirahatkan ibu
ditempat yang nyaman
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi
kerja yang membuat metabolisme tidak meningkat, sehingga tidak merangsang
terjadinya mual dan muntah.
2) Pantau
tanda-tanda vital dan dehidrasi
Rasional : Dengan mengobservasi tanda-tanda
kekurangan cairan dapat diketahui sejauh mana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. Tekanan
darah turun, suhu
meningkat dan nadi meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipokalemia.
3) Pantau tetes
cairan infus
Rasional : Jumlah tetesan infus yang tidak tepat
dapat menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan di dalam sistem
sirkulasi.
4) Catat intake
dan output.
Rasional : Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan
cairan di dalam tubuh.
5) Setelah 24 jam
anjurkan untuk minum tiap jam.
Rasional : Minum yang sering dapat menambah pemasukan
cairan melalui oral.
Kolaborasi
:
1) Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian cairan
infus
Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti
jumlah cairan elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga bisa mencegah
keadaan yang lebih buruk pada ibu.
b. Perubahan nutrisi kurang kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan muntah yang terus-menerus.
Tujuan : Kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
Mandiri
:
1) Kaji kebutuhan
nutrisi ibu
Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu
dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah
selanjutnya.
2) Observasi
tanda-tanda kekurangan nutrisi
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana kekurangan
nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
3) Setelah 24 jam
pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Makanan dalam proses kecil dapat
memenuhi pemenuhan lambung dan mengurangi kerja peristaltik usus serta
memudahkan proses penyerapan.
4) Berikan makanan
dalam keadaan hangat dan bervariasi
Rasional : Makanan yang hangat diharapkan dapat
mengurangi rasa mual dan makanan yang bervariasi untuk menambah nafsu makan
ibu, sehingga diharapkan kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi.
5) Berikan makanan
yang tidak berlemak dan berminyak
Rasional : Makanan yang tidak berlemak dan
berminyak mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.
6) Anjurkan klien
untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang pencernaan (roti kering
dan biskuit)
Rasional : Makanan kering tidak merangsang
pencernaan dan mengurangi perasaan mual.
7) Berikan ibu
motivasi agar mau memberikan makanan
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha
menghabiskan makanannya.
8) Timbang berat
badan ibu
Rasional : Dengan menimbang berat badan bisa
diketahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.
c. Nyeri pada epigastrium yang
berhubungan dengan muntah berulang.
Tujuan : Rasa nyaman
terpenuhi.
Mandiri :
1) Kaji tingkat
nyeri
Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat
nyeri pada ibu dan menentukan tindakan selanjutnya.
2) Atur posisi ibu
dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
Rasional : Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat
mengurangi tekanan pada gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah yang
berulang.
3) Perhatikan
kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum makan
Rasional : Kebersihan mulut yang baik dan
terpelihara bisa menimbulkan rasa nyaman juga diharapkan dapat mengurangi mual
dan muntah.
4) Alihkan
perhatian ibu pada hal yang menyenangkan.
Rasional : Dengan mengalihkan perhatian diharapkan
ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat muntah ynag berulang.
5) Anjurkan ibu
untuk istirahat dan batasi pengunjung.
Rasional : Dengan istirahat yang cukup dan
membatasi pengunjung, dapat menambah ketenangan pada ibu.
Kolaborasi
:
1) Kolaborasi dalam pemberian
antiemetik dan sedatif dengan dokter.
Rasional : Obat antiemetik mengurangi muntah
sedatif membuat ibu tenang, sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh
ibu.
d. Tidak efektifnya pola pertahanan
diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap kehamilan dan perubahan
peran sebagai ibu.
Tujuan : Pola pertahan
diri efektif .
Mandiri
:
1) Bantu ibu untuk
mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilannya
Rasional : Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat
diketahui reaksi ibu terhadap kehamilannya.
2) Dengarkan keluhan
ibu dengan penuh perhatian
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak
sendiri dalam menghadapi masalahnya.
3) Diskusikan
dengan ibu tentang masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah yang bisa dilakukan
Rasional : Melalui diskusi dapat diketahui koping
ibu dalam menghadapi masalahnya.
4) Bantu ibu untuk
memecahkan masalahnya, terutama yang berhubungan dengan kehamilannya
Rasional : Dengan membantu memecahkan masalah ibu,
maka perawat dapat menemukan pola koping ibu yang efektif.
5) Dukung ibu
dalam menemukan pemecahan masalah yang konstruktif
Rasional : Dukungan dapat menambah rasa percaya
diri ibu dalam menemukan
pemecahan masalah.
6) Libatkan
keluarga dalam kehamilan ibu.
Rasional : Keluarga bisa diajak kerjasama dalam
memberikan dukungan pada ibu terhadap kehamilannya.
Kolaborasi
:
1) Kolaborasi dengan ahli
psikiatri jika diperlukan
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan
faktor psikologis yang lebih berat sebagai penyebab masalah.
e. Risiko perubahan nutrisi janin yang
berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah makanan ke janin.
Tujuan : Perkembangan
janin tidak terganggu.
Mandiri
:
1) Jelaskan pada
ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya
nutrisi bagi janin dan ibu mengetahui akan kebutuhan nutrisinya.
2) Periksa fundus
teri
Rasional : Tinggi fundus uterus yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi janin.
3) Pantau denyut
jantung janin
Rasional : Denyut jantung yg masih dalam keadaan
normal dan aktif menandakan janin masih dalam keadaan baik. (Mitayani, 2011)
4. Implementasi Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana
tindakan tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Tindakan keperawatan harus mendetail agar semua tenaga
keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat
dapat langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan/atau dapat juga
didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai di bawah pengawasan yang masih
seprofesi dengan perawat.
5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman
kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan
adalah menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan ibu dapat teratasi. Di
samping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang
ditetapkan belum mencapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.
Sumber:
Bandung, B. O. (1982). OBSTETRI PATOLOGI. Bandung:
Elstar Offset.
Mitayani. (2011). ASUHAN
KEPERAWATAN MATERNITAS. Jakarta: Salemba Medika.
http://mala777.blogspot.com/2013/04/askep-pada-ibu-hamil-dengan-hiperemesis.html . di
akses pada tanggal 4 Maret 2014 jam 17.00 WITA
http://Hiperemesis-Gravidarum.html . di akses pada tanggal 4 Maret
2014 jam 17.13 WITA
http://yayangnurenida.blogspot.com/2012/02/askep-pada-ibu-hamil-dengan-hiperemesis.html . Di askes pada tanggal 4 Maret
2014 jam 17.16 WITA
Comments
Post a Comment