Contoh Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Pasien Isolasi Sosial


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP INTERAKSI
(RENCANA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT)

A.    Proses Keperawatan
  1. Kondisi Klien
Ilustrasi Isolasi Sosial
Ny. N (30 tahun) adalah seorang ibu rumah tangga. Klien telah menikah selama 7 tahun dan belum dikaruniahi seorang anak. Awalnya pernikahan mereka bahagia, namun setelah 7 tahun belum mempunyai anak, suami beserta ibu mertuanya mulai menampakkan rasa tidak sukanya dan selalu menyalahkannya atas ketidak hadiran seorang anak dalam perkawinan mereka. Masyarakat di sekitar rumahnya juga mulai membicarakan dirinya sebagai wanita mandul.
Klien merasa malu dan dirinya tidak berguna karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Klien terlihat sedih, menyendiri dalam ruangan dan hanya berdiam di tempat tidur serta menolak bertemu dengan orang lain. Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan. Klien suka melamun, berdiam diri, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain.
Data Subjektif :
a)      Klien mengatakan malas berkomunikasi dan bertemu dengan orang lain.
b)      Klien mengatakan orang – orang jahat dengan dirinya.
c)      Klien merasa malu terhadap dirinya sendiri dan tidak berguna karena tidak bisa memberikan anak.
Data Objektif :
a)      Klien tampak menyendiri.
b)      Klien tidak mau melakukan aktivitas diluar kamar, hanya berdiam diri ditempat tidur.
c)      Klien menolak berinteraksi dengan orang lain.
d)     Klien terlihat sedih dan suka melamun.


  1. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
  1. Tujuan Khusus
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien.
SP 1 :  Bantu Pasien Menyadari Perilaku Isolasi Sosial:
a.       Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
b.      Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain .
c.       Mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka.
d.      Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain.
e.       Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien.

Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan :
SP 1
  1. Orientasi
- Salam Terapeutik
“Assalamualaikum...Ibu, Nama saya Rini Mentari, ibu boleh panggil saya Perawat Rini. Saya mahasiswa keperawatan Poltekkes Banjarmasin. Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 sampai 14.00 siang.
Kalau boleh saya tahu nama ibu siapa?
Dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
                        - Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?”

-    Kontrak
a.       Topik       : “Apakah ibu tidak keberatan untuk berbicara dengan saya? Bagaimana kalau kita berbicara untuk lebih saling mengenal sekaligus agar ibu dapat mengetahui tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain?”
b.      Waktu      : “Kita akan membicarakannya selama 15 menit. Ibu bersedia?
c.       Tempat     : “Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di sini saja bu?
d.      Tujuan      :“Agar Ibu bisa mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.

2.      Kerja ( Langkah – langkah tindakan keperawatan)
-          Bagaimana kebiasaan ibu dalam berinteraksi dengan orang lain?
-          Apa yang menyebabkan ibu tidak ingin berinteraksi dengan orang lain ?
-          Apa saja keuntungan bila ibu memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka?
-          Apa saja  kerugian bila ibu hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain?
-          Bagaimana pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik Ibu?

3.      Terminasi
a.       Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif           
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berdiskusi tadi?
Apakah ibu merasa senang setelah berinteraksi dengan saya ?”
Evaluasi Objektif 
“Setelah kita ngobrol tadi, sekarang coba ibu simpulkan keuntungan dan kerugian apabila kita berinteraksi dengan orang lain?”
b.      Tindak lanjut klien  :
Nah ibu mulai sekarang coba membuat daftar kentungan dan kerugian yang ibu rasakan apabila tidak berinteraksi dengan orang lain. Besok akan suster periksa daftar yang ibu buat.”
c.       Kontrak yang akandatang :
-          Topik   : “Ibu, bagaimana kalau besok kita latihan tentang caranya berinteraksi (berkenalan) dengan orang lain ?”
-          Waktu : “Bagaimana kalau besok jam 09.30, Ibu bisa?”
-          Tempat:Bagaimana jika tempat untuk mengobrol besok di taman itu?Besok perawat tunggu di tempat itu, sampai jumpa besok bu, silahkan ibu kembali beristirahat. Wassalamu’alaikum . . .”


Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien.
SP 2 : Latih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap:
a.       Menjelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain
b.      Memberikan contoh cara berbicara dengan orang lain
c.       Memberi kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di hadapan saudara
d.      Memulai membantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman/anggota keluarga
e.       Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya..
f.       Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Kondisi klien : Ny. N mulai terbina hubungan saling percaya dengan perawat, klien menampakkan sedikit kemajuan dengan mampu terbuka dengan perawat, klien mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan klien berkeinginan untuk memiliki teman (berinteraksi dengan orang lain)dan klien tidak menampakkan wajah sedihnya lagi.
SP 2
  1. Orientasi
- Salam Terapeutik
“Assalamualaikum... Ibu , saya perawat Rini, Ibu masih ingat dengan saya ?”

-          Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”
“Kemarenkan saya minta ibu untuk membuat daftar keuntungan dan kerugian yang ibu rasakan apabila tidak berinterksi dengan orang lain, bisa saya liat bu daftarnya ?”
“Bagus ibu sudah mengerjakan tugas yang diberikan.”

-    Kontrak
a.       Topik       : “Sesuai janji kita kemaren setelah ibu mengetahui keuntungan dan kerugian tidak berinterksi dengan orag lain, sekarang kita akan belajar berkenalan dengan orang lain, agar ibu mampu berinteraksi dengan orang lain.
b.      Waktu      : “Kita akan mengobrol selama 20 menit. Ibu bersedia?”
c.       Tempat     : “Sesuai janji kita kemaren kita akan mengobrol di taman ini saja ya.”
d.      Tujuan      :“Agar Ibu bisa mampu berkenalan dengan orang lain.

2.      Kerja ( Langkah – langkahtindakankeperawatan)
“ Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain pertama-tama kita menyapa mereka terlebih dulu, sambil tersenyum dan menjabat tangannya, lalu kita perkenalkan nama kita, nama panggilan yang kita suka, asal kita, dan hobi. Setelah itu baru ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Sekarang perawat contohkan terlebih dahulu, ibu tolong diperhatikan.”
“ Hai, selamat pagi, nama saya Rini Mentari, saya senang dipanggil Rini, saya berasal dari Banjarbaru, hobi saya membaca. Kalau boleh saya tahu, Nama kamu siapa ?senangnya dipanggil apa? Kamu berasal dari mana?Hobinya apa?”
“ sekarang coba ibu praktekan cara berkenalan dengan orang lain dihadapan perawat, misalnya ibu belum kenal dengan saya, coba ibu berkenalan dengan saya”
(perawat membantu pasien berinteraksi)
“ya ibu sudah bagus, dapat berkenalan dengan orang lain. Coba ibu lakukan sekali lagi berkenalan dengan saya.”
“setelah ibu berkenalan dengan orang lain ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan yang ingin ibu bicarakan. Misalnya, tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, tentang pekerjaan dan lain sebagainya.”
“Nah ibu kan sudah bisa berkenalan dengan saya, coba sekarang perawat temani ibu untuk bisa dengan berkenalan dengan orang lain. Bagaimana jika ibu berkenalan dengan perawat yang ada disana.”
(Pasien mencoba berkenalan dengan perawat lain)
“Ibu kan tadi sudah berkenalan, coba sebutkan nama perawat yang ibu ajak kenalan tadi.”
Iya bagus sekali sudah bisa berinteraksi dengan orang lain.”

3.      Terminasi
a.       Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif           
“Ibu tadi  sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik, bagaimana perasaan ibu?.
EvaluasiObjektif  
“Setelah kita ngobrol tadi, sekarang coba ibu ulangi lagi cara berkenalan dengan saya?”
b.      Tindak lanjutklien  :
Nah ibu selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain yang lebih banyak lagi.”
“Ibu untuk lebih banyak teman, ibu ingin berkenalan dengan siapa lagi?”
Kapan waktunya ibu ingin berkenalan dengan teman sekamar ibu ?”
“Baik lah kalau begitu saya akan memasukkan kegiatan ini pada jadwal harian ibu. Dan saya akan mengecek kembali apakah ibu benar sudah berkenalan dengan teman sekamar ibu.”

c.       Kontrak yang akandatang :
-          Topik   : Ibu bagaimana kalau besok kita berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain, sambil melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring dan lain sebagainya?”
-          Waktu : Kapan ibu ingin melakukannya ?”
-          Tempat:Nanti perawat akan mendatangi ibu setelah sarapan pagi dan kita akan berbicara diruang tengah. Ibu bisa kembali beristirahat. Saya kembali keruangan dulu ya bu.Wassalamu’alaikum . . .”

Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk klien.
SP 3 : Latih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap (interaksi kegiatan sosial dan RT) :
a.       Memberi pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien
b.      Melatih pasien bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan kegiatan harian dan kegiatan rumah tangga
c.       Melatih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sosial misalnya : belanja ke warung, ke pasar, ke kantor pos, ke bank dan lain-lain
d.      Bersiap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
e.       Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Kondisi Klien : Ny. N mampu menirukan cara berkenalan yang dicontohkan oleh perawat, klien sudah mampu berkenalan dengan teman sekamarnya meskipun masih nampak ragu-ragu dalam memulai pembicaraan dan klien sudah mau melakukan aktifitas diluar rumah.

SP 3
  1. Orientasi
- Salam Terapeutik
“Assalamualaikum... Ibu. Saya perawat Rini, Masih ingat dengan saya, Ibu?”
-          Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?
“Kemarenkan kita sudah latihan berkenalan dengan orang lain, nah ibu bagaimana apakah ibu sudah berkenalan dengan teman sekamar ibu ?”
“Kalau Ibu sudah berkenalan, coba sekarang beritau perawat siapa nama teman sekamar ibu ?asalnya dari mana ? hobinya apa ?”
“Bagus ibu sudah mengerjakan tugas yang diberikan. Selanjutnya ibu bisa mencoba sendiri untuk bisa berkenalan dengan teman – teman diruangan lain”
“Bagaimana perasaan ibu setelah bisa berkenalan dengan orang lain ?”



-    Kontrak
a.       Topik         : “Sesuai janji kita kemaren setelah ibu bisa berkenalan dengan orang lain, sekarang kita akan belajar berinteraksi dengan orang lain sambil melakukan kegiatan sehari – hari.”
b.      Waktu      : “Kita akan melatih interaksi ibu dengan orang lain selama 10 menit kemudian ibu akan memperaktekkannya. Ibu bersedia?”
c.       Tempat     : “Sesuai janji kita kemaren kita akan mengobrol di ruang tengah ini saja ya.”
d.      Tujuan      :“Agar Ibu bisa mampu berkenalan dengan orang lain.

2.      Kerja ( Langkah – langkahtindakankeperawatan)
Selanjutnya ibu bisa berinteraksi sambil melakukan kegiatan sehari-hari seperti saat ibu mencuci piring, ibu bisa mengobrol dengan teman yang mencuci piring juga, pada saat ibu menyapu teras ibu juga bisa menyapa orang yang lewat didepan ibu. Sekarang kita coba ya bu, itu ada teman ibu yang sedang mencuci piring, ibu bisa lakukan interaksi denganya sambil ibu mencuci piring.”
(berbicara dengan pasien lain yang sedang melakukan aktivitas) nah ibu, ini pasien saya ingin berkenalan dengan ibu?
Sekarang ibu bisa memulai berinteraksi dengan dia?
(pasien mulai berkenalan, menyebutkan nama, asalnya, dan hobi. Kemudian pasien menanyakan kembali, siapa namanya, asalnya darimana, dan apa hobinya. Setelah mereka berkenalan mereka mencoba memulai membahas mengenai apa yang mereka lakukan).
“Bagaimana perasaan ibu setelah berinteraksi tadi?”
“Itu wajar ibu, untuk pertama kali berinteraksi. Tapi ibu tetap semangat, ibu bisa berbicara dengan teman sekamar ibu untuk membicarakan hal-hal yang menyenangkan.”
“Bagus sekali ibu, ibu sudah mulai bisa berinteraksi dengan orang lain.”
3.      Terminasi
a.       Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif           
“Ibu tadi  sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik, bagaimana perasaan ibu?.
Evaluasi Objektif 
setelah ibu berinteraksi tadi, coba sekarang ibu ceritakan kembali apa saja yang ibu bicarakan dengan teman ibu tadi.”

b.      Tindak lanjut klien  :
Nah ibu selanjutnya ibu dapat mengulanginya kembali cara berinteraksi kita tadi. Ibu ingin latihan berinterksi dengan orang lain saat melakukan aktivitas apa saja ?”
“Kapan ibu waktunya akan melakukan interaksi dengan orang lain ?”
“Baik lah kalau begitu saya akan memasukkan kegiatan ini pada jadwal ibu. Dan saya akan melakukan pengecekan apakah ibu benar sudah melakukan interaksi”

Kondisi klien : Ny. N mulai menampakkan kemajuan, dengan mampu berinteraksi dengan orang lain dalam segala aktifitas rumah tangga, walau awalnya klien masih ragu-ragu dan takut.


Tujuan tindakan keperawatan terhadap keluarga:
 Keluarga mampu :
1.      mengenal masalah isolasi sosial
2.      mengambil keputusan untuk merawat isolasi sosial
3.      merawat isolasi sosial
4.      memodifikasi lingkungan yang mendukung pasien berinteraksi dengan orang lain memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Tindakan keperawatan terhadap keluarga
                                                                                                               
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.
a.       Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b.      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan mengambil keputusan merawat pasien.
Kondisi keluarga : Tn. H mulanya merasa benci terhadap istrinya dikarenakan tak mampu memberikannya keturunan selama 7 tahun mereka menikah, namun semenjak istrinya mengalami gangguan jiwa dan dirawat diRS jiwa, Tn. H akhirnya menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya beserta ibunya adalah salah, Ia menyadari seharusnya ia tak memperlakukan istrinya seperti itu.
SP 1
  1. Orientasi
- Salam Terapeutik
“Assalamualaikum... bapak. Perkenalkan saya perawat rini yang merawat istri bapak. Kalau boleh saya tahu nama bapak siapa? Hari ini saya melakukan kunjungan rumah berkaitan dengan tindak lanjut perawatan istri bapak dirumah.
-          Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini?
“sebelumnya apakah bapak sudah tahu istri bapak mengalami sakit apa?”
-    Kontrak
a.       Topik       : “karna bapak belum tahu, bagaimana kalau kita membahas mengenai masalah isolasi social dan cara merawat pasien dengan isolasi social.”
b.      Waktu      : “berapa lama bapak punya waktu untuk kita membahas masalah itu, bagaimana kira – kira selama 30 menit. Bapak bersedia?”
c.       Tempat     : “kira-kira dimana kita bisa membahas mengenai hal itu? “
d.      Tujuan      :“agar bapak mampu mengenali isolasi social, mampu mengidentifikasi pasien dengan isolasi social dan bapak mampu merawat pasien dengan isolasi social.”
2.      Kerja ( Langkah – langkahtindakankeperawatan)
“ sebelumnya saya meminta maaf, apakah bapak tahu penyebab dari isolasi social yang dialami oleh istri bapak?”
“ syukur bapak sudah menyadari mengenai kondisi istri bapak. Selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai isolasi social yang dialami oleh istri bapak. Isolasi social adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain. Tanda –tanda nya antara lain :mengurung diri, tidak mau bergaul dengan orang lain, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk, menolak berinteraksi dengan orang lain.”
“biasanya, masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain. Seperti ; sering ditolak, tidak dihargai, atau berpisah dengan orang-orang terdekat, sering dikucilkan dengan mengata-ngatainya hal yang negative.”
“Biasanya proses terjadinya isolasi social ini tidak sebentar, klien mendapatkan tekanan yang cukup besar dalam waktu lama, namun klien tidak mampu merespon secara positif terhadap masalahnya sehingga klien merasa malu akan keadaan dirinya dan mulai menuup diri dari lingkungan sekitar. Sehingga terjadi respon maladaptive seperti menarik diri dari lingkungan.”
“apabila masalah isolasi social ini tidak diatasi, maka seorang bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Nah bapak sampai sini ada yang ingin ditanyakan ?”
3.      Terminasi
a.       Evaluasi respon klien terhadap tindakan  keperawatan
EvaluasiSubjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita membahas mengenai masalah isolasi social tadi ?”
Evaluasi Objektif 
Sekarang coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud isolasi social dan tanda orang yang mengalami isolasi social?”
b.      Tindak lanjut klien  :
“Mungkin bapak bisa memberitahukan informasi mengenai isolasi sosial yang kita diskusikan tadi dengan seluruh keluarga bapak agar dapat menerima keadaan istri bapak yang sebenarnya.”

c.       Kontrak yang akandatang :
-          Topik   : Bapak bagaimana kalau pertemuan kita selanjutnya, akan membahas mengenai cara merawat istri bapak yang mengalami isolasi social?”
-          Waktu : Bagaimana apabila pertemuan selanjutnya saat bapak melakukan kunjungan kerumah sakit yaitu tiga hari lagi? Bapak akan kerumah sakit pada jam berapa hari itu ?”
-          Tempat:Bapak nanti kita akan berdiskusi di ruangan perawat saja dan akan langsung memperaktekkan cara merawat istri bapak yang mengalami isolasi social. Baiklah bapak saya permisi dulu sampai ketemu dirumah sakit.Wassalamu’alaikum . . .”

Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga.
a.       Melatih keluarga cara merawat isolasi sosial
b.      Membimbing keluarga merawat isolasi sosial
c.       Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung meningkatkan kemampuan sosialisasi.

Kondisi keluarga : Tn.H akhirnya mengetahui kondisi yang dialami istrinya, ia pun mulai menjelaskan tentang kondisi istrinya kepada ibunya. Dan sekarang Tn.H sangat antusias untuk memahami cara merawat istrinya yang mengalami isolasi sosial.

SP 2
  1. Orientasi
- Salam Terapeutik
“Assalamualaikum... ,bapak. Apakah bapak masih ingat dengan saja. Saya perawat rini yang merawat istri bapak.
-          Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kabar bapak hari ini ?”
“Apakah bapak sudah menyampaikan informasi yang kita bicarakan 3 hari lalu dan mendiskusikan keadaan istri bapak dengan anggota keluarga ?”
“Bagus bapak sudah menyampaikannya kepada keluarga.”
-    Kontrak
a.       Topik       : “Sesuai janji kita, hari ini kia akan membicarakan dan berlatih tentang merawat istri bapak yang mengalami isolasi sosial.”
b.      Waktu      : “Kita akan berdiskusi selama 15 menit kemudian akan langsung mempraktekkannya kepada istri bapak. Apakah Bapak bersedia?”
c.       Tempat     : “Kita akan membahas hal ini diruangan perawat ini saja ya pak dan nanti akan langsung praktek ke kamar rawat istri bapak. Bagaimana pak ? “
d.      Tujuan      :“agar bapak mampu merawat istri bapak dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi istri bapak.”

2.      Kerja ( Langkah – langkahtindakankeperawatan)
“Bapak kan sudah mengerti tentang kondisi istri bapak yang mengalami isolasi social.Untuk menghadapi hal yang demikian, bapak dan anggota kelarga lainnya harus sabar menghadapi istri bapak dan untuk merawat istri bapak, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama, keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan istri bapak yang caranya adalah bersikap peduli dengan istri bapak dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada istri bapak untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”
“selanjutnya, jangan biarkan istri bapak sendirian dan melamun. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan istri bapak. Misalnya : sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”
“apakah bapak sudah mengerti?bagaimana kalau kita sekarang laihan untuk melakukan cara tersebut. Begini contoh komunikasinya : istriku saya lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap dengan orang lain, seperti : perawat dan teman sekamar. Perbincangannya juga lumayan lama, aku senang sekali melihat perkembangan kamu, coba kamu berbincang – bincang dengan saya, seperti dulu. Lalu bagaimana mulai sekarang kamu sholat berjamaah . kalau diRS ini kamu sholat dimana?kalau nanti dirumah kamu sholat bersama-sama saya dengan keluarga atau di mushola komplek. Bagaimana istriku, kamu mau mencobanya kan ?”
“Nah coba sekarang bapak ulangi percakapan yang saya contohkan tadi.”
“Bagus pak, bapak telah memperagakannya dengan baik sekali.”
“Sampai disini, apakah ada yang ingin bapak tanyakan?”
“Nah bapak ayo sekarang kita coba langsung praktek ke istri bapak.”
“Sekarang bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latih tadi.”
(perawat mengobservasi suami cara mempraktekkan merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada latihan tadi)
3.      Terminasi
d.      Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif           
“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang – bincang dengan suaminya ?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang – bincang dengan istrinya ?’
Evaluasi Objektif 
(Dari hasil observasi perawat menilai ibu nuri dan suaminya telah dapat berkomunikasi walau masih ada sedikit hambatan)
e.       Tindak lanjut klien  :
“Bapak kan sudah bisa menerapkan cara merawat dan berkomunikasi yang baik dengan istri bapak. Nanti untuk kunjungan selanjutnya bapak bisa menerapkan hal tersebut.”
f.       Kontrak yang akandatang :
-          Topik   : Bapak bagaimana kalau pertemuan kita selanjutnya, apabila nanti kondisi ibu sudah membaik dan diperbolehkan pulang, kita akan membahas mengenai perawatan lanjutan istri bapak dirumah?”
-          Waktu : Kita akan berdiskusi selama 15 menit, apakah bapak bersedia ?”
-          Tempat:Bapak nanti kita akan berdiskusi di ruangan perawat saja pada saat bapak akan menjemput istri bapak. Bapak silahkan lanjutkan berbicara dengan istri bapak, saya akan kembali ke ruangan. Wassalamu’alaikum . . .”

Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga.
a.       Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat  (discharge planning).
b.      Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
c.       Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

Kondisi keluarga : Tn.H mengalami kemajuan dalam perawatan istrinya terutama dalam hal interaksi. Dan ekspresi wajah Tn H sangat bahagia karna istrinya sudah dapat pulang kerumah dan Ia sangat antusias untuk menjaga istrinya.

SP 3
  1. Orientasi
- Salam Terapeutik
“Assalamualaikum... bapak. Apakah bapak masih ingat dengan saya. Saya perawat rini yang merawat istri bapak.
-          Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kabar bapak hari ini ?”
“Bagaimana interaksi bapak dengan istri bapak sekarang ?”
-    Kontrak
a.       Topik       : “Sesuai janji kita, hari ini istri bapak akan pulang kerumah, maka kita perlu bicarakan perawatan lanjutan dirumah dan tanda – tanda gejala kekambuhan.”
b.      Waktu      : “Kita akan berdiskusi selama 15 menit, apakah Bapak bersedia?”
c.       Tempat     : “Kita akan membahas hal ini diruangan perawat ini saja ya pak. Bagaimana pak ? “
d.      Tujuan      :“agar bapak mampu merawat istri bapak dirumah dan mampu mengindentifikasi segera tanda – tanda kekambuhan istri bapak.”

2.      Kerja ( Langkah – langkahtindakankeperawatan)
“Bapak ini jadwal harian istri bapak dirumah. Coba bapak lihat, dapatkah bapak melakukan kegiatan ini dirumah menggantikan peran perawat. Lanjutkan jadwal ini dirumah baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya.”
Hal – hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut mengenai kekambuhan istri bapak adalah perilaku yang ditampilkan istri bapak selama dirumah misalnya, kalau istri bapak terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat, atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.”
“Jika hal ini terjadi segera lapor ke rumah sakit atau bawa istri bapak kerumah sakit.”
“Nah, bapak ada yang ingin ditanyakan ?”
3.      Terminasi Akhir
g.      Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif           
“Bagaimana perasaan bapak atas kepulangan istri bapak ?”
Evaluasi Objektif 
“Apakah bapak bisa menjelaskan apa itu isolasi social dan tanda – tandanya ?”
“Bagaimana cara merawat istri bapak di rumah ?”
“Bisakah bapak menyebutkan beberapa tanda kekambuhan istri bapak ?”
h.      Tindak lanjut klien  :
“Bapak jangan lupa control ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.”





Comments